Apakah polusi batu bara bisa menyebabkan TBC atau paru-paru hitam?

Apakah polusi batu bara bisa menyebabkan TBC atau paru-paru hitam?

Guru Besar Fakultas Kedokteran UI ini menjelaskan, orang yang menghirup polutan dalam jumlah besar berisiko lebih tinggi terkena penyakit tuberkulosis.

Mengapa? Sebab, fungsi sel pertahanan saluran napas yang disebut fagosit berkurang. Faisal mengatakan fagosit bekerja sangat keras melawan bakteri dan zat berbahaya dari polutan yang terhirup. “Ketika M. tuberkulosis menyerang, tidak terdapat cukup fagosit untuk https://www.abangrock.com/ melawannya, sehingga Anda lebih rentan terhadap tuberkulosis. Di daerah yang sangat terkontaminasi, kejadian tuberkulosis sudah pasti lebih tinggi, namun dengan penyakit ini (kontaminasi). ), bakteri akan lebih cepat berkembang biak di dalam tubuh manusia karena daya tahannya menurun,” kata Faisal.

Lalu apakah polusi udara, terutama limbah batu bara, dapat membakar dan menghitamkan paru-paru Anda? Faisal menjawab, debu batu bara dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang disebut pneumokoniosis, yang disebabkan oleh penumpukan partikel debu (zat logam) di paru-paru.

Debu dari batuan baru ini disebut pneumokoniosis pekerja batubara. Jika debu batubara mengandung silika atau silikon dioksida (SiO2), penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan komplikasi bahkan kematian.

Selain itu, menghirup debu batu bara bisa sangat berbahaya bagi penderita infeksi paru-paru seperti TBC, yang dapat menyebabkan komplikasi.

Ketiga, jika kandungan batubara awal sangat tinggi. Keempat, ketika daya tahan tubuh terhadap pernafasan rendah, seperti pada anak kecil, lansia, dan penderita penyakit kronis seperti diabetes, HIV, dan gagal ginjal,” kata Faisal Yunus.

“Karena batu bara berwarna hitam, gejalanya bisa berupa lendir berwarna hitam hingga paru-paru yang menghitam. Oleh karena itu, penderita komplikasi dapat mengalami gejala lendir berwarna hitam, batuk, sesak napas, dan gagal napas yang dapat berujung pada kematian,” imbuhnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Cilegon menyebutkan, sejak Januari 2023 hingga Juni 2023, terdapat 17.382 warga yang mengidap Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dan salah satu fasilitas terbesar adalah Puskesmas Promerak yang tertular 3.274 orang, serta putri Eddy dirawat di rumah sakit. Saat ini saya sedang menjalani pengobatan.

“Penderita pneumonia di bawah usia lima tahun sebanyak 1.671 orang dan penderita pneumonia sebanyak 2.207 orang, sedangkan pasien non-pneumonia di bawah usia lima tahun sebanyak 8.475 orang dan di atas usia lima tahun sebanyak 5.029 pasien,” kata Personal Performance Manager. Komitmen terhadap kesehatan dan komitmen terhadap kesehatan. Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Dr. Dikutip Februari Nardo, Rabu (23 Agustus), Tribunnews.com.

Terkait tingginya jumlah ISPA, Faisal mengatakan dirinya bersama tim yang disponsori WHO melakukan survei tingginya jumlah ISPA di tiga provinsi: Banten, Jakarta, dan Lampung.

“Jadi kami mengumpulkan data dari pusat kesehatan masyarakat di tiga negara bagian. Kami menemukan bahwa terdapat banyak orang yang mengidap ISPA, dan hanya sedikit yang mengidap penyakit seperti asma, TBC, dan COPD yang terlatih.” “Kemudian ketika saya dites, ternyata nilai ISPA saya menurun dan nilai penyakit saya yang lain meningkat,” kata Faisal. “Jadi ISPA itu ibarat tong sampah… karena mereka tidak memahaminya, jumlah dokternya lebih sedikit, fasilitasnya tidak memadai, dan meskipun banyak pasien yang mengidap penyakit lain, Anda hanya akan mendapat ISPA , ”tambahnya.

Add a Comment

Your email address will not be published.