BRIN Siapkan Teknologi, Kabupaten Kebumen Tentukan Produk Unggulan Daerah

BRIN Siapkan Teknologi, Kabupaten Kebumen Tentukan Produk Unggulan Daerah

Tubuh Penelitian dan Inovasi Nasional (BRIN) lakukan bimtek Pengkajian Penetapan Produk Favorit Wilayah (PUD), dan analisis tehnologi yang bisa diterapkan dalam peningkatan PUD di Kabupaten Kebumen.

Kabupaten Kebumen telah mengenali bidang favoritnya berdasar analitis Location Question (LQ), Shift Sharing (SS) dan Tipologi Klassen. Hasil dari visit here analitis overlay selanjutnya di turunkan jadi calon produk favorit. Ada 7 produk favorit yang berpotensi diperkembangkan di Kabupaten Kebumen, yakni udang Vaname, pemrosesan gula, garam krosok, kelengkeng, anyaman bambu, kelapa Genjah Entog, dan Sapi Peranakan Ongole (PO).

Begitu dikatakan Sri Ayu Suryani Riset Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi Pakar Madya BRIN saat Pengiringan Teknis Umum PUD di Kabupaten Kebumen, Rabu (12/06).

‘’Bimtek Pengkajian Penetapan PUD yang dilakukan dengan offline ini adalah tindak lanjut dari tatap muka secara online. Untuk produk favorit yang dipilih akan dideteksi pemasalahan-permasalahan pengembangannya, untuk diberi jalan keluar dengan diintervensi pemakaian tehnologinya,” sambungnya.

Sementara itu saat sesion dialog Jinggarani Rosmala Dewi dari Bappeda Kabupaten Kebumen minta aga masing-masing OPD agar selekasnya melengkapi data bantu. ‘’Termasuk hasil analitis kekuatan peningkatan produk favorit yang dulu pernah dilaksanakan di dinas. Data eksisting dan kekuatan peresapan tenaga kerja dan bantuan ekonomi, bisa menjadi pembenaran selainnya faktor sosial budaya, dan tersedianya pasar,” katanya.

Dion dari Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan Kabupaten Kebumen menyampaikan, garam krosok yang dibuat Kabupaten Kebumen memiliki kualitas yang baik, yang mengandung NaCl 99%.

‘’Garam ini tambah digunakan untuk garam industri dibandingkan garam konsumsi. Tetapi, dalam produksinya belum juga teratur, hingga belum sanggup penuhi kemampuan industri. Petani garam mengharap ada tehnologi untuk percepat pengeringan garam, hingga proses pemanenannya dapat semakin cepat,” kata Dion.

Dan Agung dari Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan memberikan laporan, jika produksi udang vaname di Kabupaten Kebumen semakin meningkat dan telah di-export ke pasar Eropa, China, Amerika dan Jepang. “Akan tetapi, benih yang dipakai tetap berasal di luar Kabupaten Kebumen, hingga perlu penyesuaian. Disamping itu harga tidak konstan,” bebernya.

Dialog ini didatangi secara langsung oleh petani udang, Dian Susanto. Ia mengutarakan dengan teknis pembudiyaan udang, produksi dan masalah yang ditemui. “Lab tes tidak berada di Kabupaten Kebumen. Untuk pengetesan beberapa hal yang signifikan seperti penyakit, kualitas air, kontrol benur dan penskalaan lokasi virus, tidak bisa dilaksanakan cepat,” keluhnya.

Cantik dari Dinas Pertanian dan Pangan, Sektor Peternakan dan Kesehatan Hewan mengutarakan, Sapi PO adalah tipe sapi favorit di Kabupaten Kebumen.

“Sapi ini diperkembangkan untuk pembibitan, dan keinginan bibit sapi tipe ini telah tiba luar Jawa selainnya untuk keinginan disekitaran Kabupaten Kebumen. Selainnya adalah sapi unggul, pemeliharaan sapi salah satunya kearifan lokal di Kabupaten Kebumen,” ungkapkan Cantik.

Untuk komoditas Kelapa Genjah Entog, Yoga dari Dinas Pertanian dan Pangan memiliki pendapat, kelapa tipe ini memiliki keunggulan relatif singkat berbuah. ”Pohon pun tidak terlampau tinggi dengan tambahan tinggi yang lamban, cuma 12-15 cm /tahun. Ini berbeda jauh dengan kelapa dalam yang membutuhkan usia 6-7 tahun untuk berbuah dan ketinggian 30 mtr.,” katanya.

Di Kabupaten Kebumen telah ada 1818 pohon induk dipilih untuk pembibitan Kelapa Genjah Entog dan 4 penangkar. Harga bibit Kelapa Genjah Entog masih tinggi, yakni 50 ribu per bibit, tetapi belum sanggup penuhi kebutuhan pasar. Ini disebabkan karena produksi bibit yang tetap terbatas, dan sampai saat ini Kabupaten Kebumen masih konsentrasi meningkatkan tempat untuk kebun induk.

Add a Comment

Your email address will not be published.